Tahun Baru 1433 Hijriyah; Merangkai Hidup yang Reflektif-Optimistik

Oleh : Drs. H. Ahmad Bangun Nst, MA. Alhamdulillah, kita masih diberikan kembali oleh Allah masuk ke tahun baru Hijriyah 1433 H. Banyak cara setiap manusia untuk mengapresiasikan diri dalam menghadapi gemerlap tahun baru. Bukan saja di Indonesia, bahkan diseluruh penjuru dunia pun memiliki cara yang beragam dalam menghadapi tahun baru. Tidak sedikit orang yang membuat planning hidup kedepan yang lebih baik, tidak sedikit pula yang menganggap waktu akan tetap berlalu dan tidak perlu kiat khusus untuk menyusun strategi dan perencanaan hidup kedepannya. Apapun itu, yang terpenting adalah usaha dan keinginan yang kuat diiringi dengan keseriusan untuk menjadikan hidup lebih bernilai di masa mendatang. Akan menjadi sebuah penyesalan yang dalam jika nuansa kepedulian terhadap nilai nilai keislaman tidak berbekas secara utuh bagi sebagian besar umat Islam. Hingga nilai dan pesan hari hari besar Islam khususnya tahun baru Hijriyah kali ini jarang disambut secara utuh dan tepat.

Bisa dicontohkan dengan perayaan tahun baru masehi yang hampir setiap orang diseluruh penjuru dunia ini turut serta merayakan dengan gemerlapnya seremoni penyambutan tahun baru tersebut. Tidak jarang pula momen tahun baru tersebut dijadikan sebagai bagian introspeksi diri, evaluasi hidup dan merencanakan segenap agenda hidup di masa mendatang. Padahal jika hal tersebut dilakukan pada momen islami seperti perayaan tahun baru Islam, tentunya akan lebih menyemarakkan dan memasyarakatkan nilai nilai Islam di tengah-tengah umat manusia.

Tahun Baru Hijriyah; Menuju Introspeksi Hakiki.

Dalam Islam tidak pernah diajarkan untuk memilih milih tempat dan waktu dalam melakukan sebuah kebaikan. Begitu juga ketika momen tahun baru hijriah 1433 kali ini, harus dijadikan sebagai alat untuk introspeksi dan evaluasi diri, sebelum melanjutkan fase hidup dengan beragam planning hidup kedepannya. Setiap manusia yang mampu menggunakan dan memanfaatkan waktunya untuk berintrospeksi diri menuju kebaikan, maka dia sesungguhnya termasuk orang yang beruntung.

Sebuah cerita yang dikutip dari buku yang bertajuk "Hadiah Terindah" yang ditulis oleh Dessy Danarti bahwa ada seorang anak yang suka mencari-cari kesalahan orang lain, akan selalu cepat menemukan kesalahan orang lain sekecil apapun itu... pada suatu hari, si anak berjalan jalan di pinggir hutan, ia melihat ada sekelompok lebah yang mengerumuni sarangnya dengan penuh madu, wah.., madu itu pasti sangat manis gumam anak tersebut.., tanpa berfikir panjang si anak langsung mengambil sebuah galah dan menyodok sarang tersebut. Spontan lebah itu berserakan dan mengejar si anak yang mengganggu lebah lebah tersebut. Si anak berlari dengan sekencang-kencangnya, sementara ayahnya hanya diam melihatnya di kejar lebah-lebah tersebut. Hingga akhirnya si anak lompat ke sebuah sungai. Lebah lebah tersebut pun pergi karena tidak lagi melihat si anak tadi yang sedang menyelam dalam air.

Setelah merasa aman, si anak naik ke daratan dan langsung meyalahkan ayahnya "ayah.., kenapa ayah diam saja tidak berusaha menolong aku.. " ayahnya diam sejenak, lalu mengambil secarik kertas putih, lalu si ayah bertanya kepada anaknya. Apa yang kau lihat nak.., secarik kertas putih.. jawabnya. Lalu si ayah membuat sebuah titik berwarna hitam di kertas putih itu. Dan si ayah bertanya kembali, apa yang kau lihat anakku.., lalu si anak menjawab ada titik hitam di kertas putih itu.

Si ayah pun berkata "anakku, mengapa kau hanya melihat satu titik hitam, pada kertas putih ini - padahal sebagian besar kertas ini berwarna putih. Betapa mudahnya kamu melihat kesalahan ayah. Padahal masih banyak hal baik yang telah ayah lakukan untukmu.

Cerita tersebut tentunya memberi gambaran tentang kecenderungan manusia yang sering menyoroti hal hal yang tidak biasa. Termasuk sering menyalahkan orang lain, berburuk sangka terhadap orang lain dan semacamnya. Padahal jauh dari itu semua, banyak hal hal baik yang tentunya sudah kita rasakan, dapatkan dari orang yang sering kita anggap buruk tersebut.

Jika ingin menggunakan momen tahun baru hijriah ini sebagai alat introspeksi diri, maka ada baiknya untuk introspeksi diri dari kepekaan diri terhadap kesalahan orang lain. Keterbiasaan diri merasa benar dalam setiap tingkah laku dan kebijakan-kebijakan yang dibuat yang terkadang sering membuat orang lain kecewa, sakit hati dan tidak nyaman untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan kita.

Introspeksi diri dari hal yang sia sia, Introspeksi diri dari kebutaan dan kelalaian diri. Hal ini berkaitan erat dengan apa yang disampaikan Allah dalam surat Al Ashr "demi masa, sesungguhnya semua manusia dalam keadaan yang rugi, kecuali orang orang yang beriman dan beramal shaleh, saling mengingatkan dalam hal kebenaran dan saling mengingati dalam hal kesabaran " dua hal yang menjadi pesan ayat ini. Pertama tentang mengingat masa yang semakin hari semakin menyempit. Yang kedua, saling peduli terhadap sesama manusia dengan saling ingat mengingatkan dalam hal kebenaran dan kesabaran sebagai buah dari perjuangan dan pemaknaan waktu yang kita miliki tersebut.

Tahun Baru Hijriyah; Refresh Life Motivation.

Hal lain yang juga bisa dimanfaatkan dalam momen tahun baru kali ini adalah me-refresh, menyegarkan kembali motivasi hidup dan planning menuju masa depan yang lebih bertujuan. Senada dengan ungkapan bijak "beramallah kamu untuk dunia mu seolah olah kamu hidup selamanya, beramallah kamu untuk akhirat mu seolah olah kamu akan mati esok". Hal ini juga berkaitan apa yang dijelaskan dalam Al Qur’an "tidak aku ubah suatu kaum selama mereka tidak merubah dirinya sendiri.".

Ayat dan ungkapan bijak tersebut tentunya menjadi sinyal kuat akan pentingnya sebuah kepedulian terhadap diri dan motivasi serta planningnya untuk masa yang akan datang. Setelah mengkilas balik, mengintrospeksi dan mengevaluasi diri, maka langkah selanjutnya adalah beranjak dari kesalahan, kelalaian masa lalu untuk menutupinya dengan rencana besar di masa mendatang. Tentunya tetap dalam kaidah ajaran keislaman. Tetap dengan motivasi ibadah dan tetap meyakini akan kebesaran Allah diatas segala usaha yang dilakukan.***

Penulis adalah Kepala Sekolah MAL dan Dosen Fak, Tarbiyah IAIN SU
»»  READMORE...

Gerhana Bulan 10 Desember 2011

PEKANBARU--MICOM: Gerhana bulan total, Sabtu (10/12) yang mewarnai langit Kota Pekanbaru, Riau menghebohkan sebagian warga yang menetap di Kota Bertuah itu.

Gerhana yang sebelumnya telah diprediksi oleh sejumlah pengamat internasional itu terlihat jelas pada Sabtu malam, mulai pukul 20.45 hingga lima menit sebelum jarum jam menunjuk pukul 21.30 WIB.

Fenomena langka itu membuat sejumlah warga Pekanbaru yang membentuk kelompok-kelompok kecil terperanga dan tidak ketinggalan untuk menyaksikan redupnya bulan sempurna itu. "Saya sudah dari sejak sore tadi menunggu datangnya gerhana bulan total ini," kata Azhar Ramadhan. Warga Jalan Keliling Rukun Tetangga (RT) 01/Rukun Warga (RW) 13, Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayan Raya ini mengaku mendapat informasi adanya gerhana bulan pada Sabtu malam dari seorang teman sebaya.

"Awalnya saya nggak percaya. Namun jadi tanda tanya, kemudian saya putuskan untuk menunggu waktu malam guna memastikannya," ujarnya.

Sangat terkejut, demikian Azhar yang ditanyai saat menyaksikan gerhana bersama beberapa kerabat di halaman rumahnya ketika  benar-benar terjadi.
=====================================================================
BANDA ACEH--MICOM: Fenomena alam gerhana bulan di kawasan Provinsi Aceh terlihat jelas dengan kasat mata, pada Sabtu (10/12) malam mulai pukul 19.35 Wib.

Warga di wilayah paling barat Indonesia itu bISA menikmati indahnya dinamika bulan di malam purnama tersebut.

Gumpalan awan pekat di lagit bebas sesekali menutupi pemandangan indah tersebut.

Pantauan Media Indonesia, di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, ratusan warga menikmati gerhana bulan itu tanpa menggunakan alat apapun, termasuk teropong.

Nurbaiti, ibu rumah tangga di Desa Neulop Kecamatan Delima, memboyong keluar rumah dua putra purinya yang baru duduk di kelas 4 dan kelas tiga SD guna memperlihatkan degan jelas gerhana bulan.

Dia juga menjelaskan kepada anaknya bahwa hal itu adalah fenomena alam tanda keagungan Allah yang
diperlihatkan kepada manusia. (MR/OL-8)
=====================================================================
BANDA ACEH--MICOM: Ribuan umat muslim di Aceh, Sabtu (10/12) malam melakukan salat khusuf (salat gerhana bulan). Mereka menajatkan diri dan berdoa atas kebesaran Allah yang telah memperlihatkan kekuasaannya atas fenomena gerhana bulan total yang terlihat jelas di langit Aceh pukul 19.35 Wib.

Salat sunah tersebut dilaksanakan secara berjamaah di masjid, musala desa, pesantren dan tempat tempat  fasilitas umum. Sebagian lainnya melaksanakan secara pribadi atau  berjamaah bersama keluarga di rumah.

Di kabupaten Pidie, salat sunat gerhana dilakukan di masjid dan musala desa. Di kecamatan Deliama misalnya masyarakat keluar ke balai desa atau musala kampung untuk menunaikan salat gerhana berjamaah. (MR/OL-04)

Sumber  : http://www.mediaindonesia.com
»»  READMORE...

Blog Archive

Komentar

Popular Posts

Gunakan Sebaik - Baiknya